PENGEMBANGAN MODEL WISATA PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI BREBES SELATAN SEBAGAI ALTERNATIF MODEL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
DOI:
https://doi.org/10.58436/jdpgsd.v6i2.6Keywords:
pengembangan, wisata pendidikan, kearifan lokal, pendekatan saintifikAbstract
Model wisata pendidikan berbasis kearifan lokal dengan pendekatan
saintifik merupakan gagasan konseptual tentang alternatif model pembelajaran yang
berfokus pada joy full learning untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Model ini
menggunakan kearifan lokal yang ada di wilayah Brebes Selatan untuk dijadikan
sumber belajar yang mempunyai nilai edukasi dan wisata. Wilayah Brebes selatan
memiliki potensi kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Namun, kearifan lokal yang ada di Brebes Selatan belum dioptimalkan Oleh karena
itu, diperlukan kajian tentang pemanfaatan kearifan lokal yang bernilai edukasi.
Model wisata pendidikan ini secara khusus ditujukkan untuk siswa sekolah dasar.
Hal ini didasarkan pada perkembangan psikologi dan mental siswa SD yang
cenderung mempelajari sesuatu dari benda konkrit dan dikemas dalam suasana
belajar serta bermain sehingga model ini cocok sebagai alternatif model belajar
yang menyenangkan.
Model wisata pendidikan dikembangkan melalui penelitian dan
pengembangan (Research & Development) dengan design four D menurut
Thiagarajan (1974). Tahapan penelitian ini terdiri dari define, design, develop, and
dessiminate.
Hasil penelitian yang dituliskan dalam artikel ini hanya tahap define saja
yang meliputi survei lokasi, pengumpulan informasi dan penentuan konsep model
wisata pendidikan. Hasil survei yang dijadikan lokasi untuk model wisata
pendidikan yaitu kebon teh di dusun Kali Gua, pemandian air panas “CIPANAS†di
desa Pakujati, perkebunan kentang di desa Dawuhan, Ranto Canyon di Salem,
Waduk Patuguran di desa Winduaji, “Desa Santri†di desa Benda, home industri
rebana di desa Kali Wadas, home industri telur asin di desa Karangjongkeng, “Desa
Budaya Pasundan†di desa Jipang, candi Pangkuan di desa Cilibur. Konsep model
wisata pendidikan disusun melalui tiga tahap. Pertama, kegiatan melakukan
analsisis kurikulum yaitu kegiatan menganalisis materi pelajaran yang dapat
dipelajari dari kearifan lokal. Kedua, kegiatan menyusun panduan dan fasilitas
belajar yaitu merancang peta perjalanan wisata, kegiatan belajar, dan lembar kerja
wisata.Ketiga, menyusun evaluasi belajar wisata