PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI 1 KEDUNGBANTENG
DOI:
https://doi.org/10.58436/dfkip.v5i2.895Keywords:
Keaktifan, Hasil Belajar, Model Cooperative Learning Tipe STADAbstract
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar mata pelajaran IPA materi cahaya pada peserta didik VIII A SMP Negeri 1 Kedungbanteng dengan diterapkannya model Cooperative Learning Tipe STAD, (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA materi cahaya pada peserta didik VIII A SMP Negeri 1 Kedungbanteng dengan diterapkannya model Cooperative Learning Tipe STAD, (3) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran IPA materi cahaya pada peserta didik VIII A SMP Negeri 1 Kedungbanteng dengan diterapkannya model Cooperative Learning Tipe STAD. Tempat penelitian dilakukan di kelas VIII A SMP Negeri 1 Kedungbanteng Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2019/2020. Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VIII A dengan jumlah peserta didik 30 terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) penerapan model Cooperative Learning Tipe STAD pada peserta didik kelas VIII A SMPN 1 Kedungbanteng selama 2 siklus dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA materi cahaya, (2)
penerapan model Cooperative Learning Tipe STAD pada peserta didik kelas VIII A SMPN 1 Kedungbanteng selama 2 siklus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPA materi cahaya. (3) hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA materi cahaya menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD di kelas VIII A SMP Negeri 1 Kedungbanteng mengalami peningkatan setiap siklusnya, hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar peserta didik per siklus yaitu pada pra siklus dengan KKM 70 peserta didik pra siklus ada 11 peserta didik atau 37% yang tuntas, kemudian mengalami kenaikan pada siklus 1 yaitu ada 20 peserta didik atau 67% dan pada siklus 2 ada 26 peserta didik atau 87%, sedangkan keaktifan belajar peserta didik siklus 1 yaitu ada 18 peserta didik atau 60% dan pada siklus 2 ada 25 peserta didik atau 83%, hasil tersebut sesuai indikator yang ditentukan.