ON IDENTITY AND INTEREST: EXAMINING JAPAN’S OFFICIAL DEVELOPMENT ASSISTANCE IN ENVIRONMENTAL SECTOR TOWARDS THE PACIFIC ISLANDS COUNTRIES 2009-2018
Abstract
Paper ini bertujuan untuk menjelaskan kebijakan asistensi lingkungan Jepang kepada Negara-Negara Kepulauan Pasifik pada tahun 2009-2018. Kebijakan ini menandai perubahan relasi Jepang ke PICs ketika sebelumnya, asistensi Jepang ditentukan oleh ide-ide intrinsik Jepang sendiri yang diterapkan dalam asistensi perikanan, ekonomi, pembangunan berkelanjutan, dan keamanan. Asistensi lingkungan menjadi tonggak perubahan prinsip pemberian bantuan dari state-led ke request-based sejak Pacific Islands Leaders Meeting edisi ke-5 (PALM5) tahun 2009. Kerangka konseptual akan menggunakan struktur identitas dan kepentingan oleh Alexander Wendt karena penulis melihat pergeseran tersebut sebagai refleksi dari perubahan cara pandang Jepang terhadap PICs. Pasifisme sebagai identitas asli Jepang mengalami rekontekstualisasi sehingga membentuk keselarasan identitas dengan PICs sebagai negara kepulauan yang rentan. Penelitian ditempuh melalui metode eksplanatif-kualitatif untuk menjelaskan proses dan hubungan sebab-akibat dari kontruksi identitas dengan kebijakan asistensi ingkungan. Penelitian ini menawarkan kebaruan yaitu dengan perspektif konstruktivisme, faktor ideasional dapat diperhitungkan dalam kebijakan Jepang ke PICs. Dari analisis tersebut, diketahui bahwa pemahaman intersubjektif antara Jepang dan PICs menghasilkan konstruksi identitas kolektif “We are islanders” yang memperlihatkan tipifikasi timbal balik yaitu physical security, ontological security, recognition, dan development. Temuan tersebut juga berimplikasi praktikal bahwa kebijakan negara tidak selalu berdasarkan aspek materiil, tetapi juga melibatkan logika kepantasan, terutama berkaitan dengan konduksi negara Utara-Selatan dan persoalan yang imparsial dan lintas batas seperti lingkungan dan perubahan iklim global.
Kata Kunci : ODA Jepang, pasifisme, Negara-Negara Kepulauan Pasifik, asistensi lingkungan, identitas kolektif.
Abstract:
This article aims to explain Japan’s Official Development Assistance (ODA) in environmental sector towards the Pacific Islands Countries (PICs) in 2009-2018. This policy marked the changing relations as previously, Japan’s ODA to PICs was determined by Japan’s own intrinsic ideas which were implemented in fisheries, economic, sustainable development, and security assistance. Environmental assistance is the milestone of the shift in aid giving principle from state-led to request-based that was started since the 5th edition of the Pacific Islands Leaders Meeting (PALM5) in 2009. Author will use the structure of identity and interest concept by Alexander Wendt, since author sees that shift in aid giving principle is the reflection of changes in how Japan define PICs. Pacifism as Japan’s indigenous identity underwent recontextualization to construct a harmonious identity with PICs as vulnerable islands countries. Methodologically, this is an explanative research to examine the process and causality within the identity construction and environmental assistance policy. This research offers a novelty that with constructivism as perspective, the ideational factors can be taken into account. From the analysis, author found that the intersubjective understanding between Japan and PICs formed the collective identity formation “We are islanders” to address PICs’ peculiarity in environmental problems which reveals reciprocal typifications in physical security, ontological security, recognition, and development. The findings have practical implication as well, that state behavior is not always based on material aspect, but also involve the logic of appropriateness, especially with regard of North-South relations and in the impartial issues such as environmental deterioration, natural disaster, and climate change.
Keywords: Japan’s ODA, pacifism, Pacific Islands Countries, environmental assistance, collective identity