PENGARUH REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI (ROTD) TERHADAP KEPATUHAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS BUMIAYU 2021
Keywords:
Tuberculosis paru, ROTD, KepatuhanAbstract
ABSTRAK
PENGARUH REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI (ROTD) TERHADAP KEPATUHAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS BUMIAYU 2021
Sabila Zela Safitri , apt. Aziez Ismunandar, Luthfi Hidayat Maulana
Email:Zelasabila@gmail.com
Latar belakang : Tuberculosis paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi perhatian global dan menjadi salah satu penyakit penyebab kematian di dunia. (Dinkes Jateng, 2019). Pasien yang menderita tuberculosis paru akan mendapatkan obat antituberculosis (OAT) yang dikonsumsi dalam jangka panjang. Beberapa kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki yang ditimbulkan oleh OAT. Kejadian ini diduga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Tuberculosis paru di Puskesmas Bumiayu masuk ke dalam 10 penyakit terbayak pada tahun 2020 sehingga perlu dilakukan monitoring reaksi obat yang tidak dikehendaki agar pasien patuh dalam menjalani pengobatan.
Tujuan : Mengetahui jenis ROTD yang terjadi kepada pasien penderita Tuberculosis paru di Puskesmas Bumiayu, mengetahui tingkat kepatuhan kepada pasien penderita Tuberculosis paru di Puskesmas Bumiayu dan untuk mengetahui pengaruh ROTD terhadap kepatuhan pasien penderita Tuberculosis paru di Puskesmas Bumiayu
Metode : Penelitian ini menggunakan studi cohort–prospective dengan melakukan wawancara dan pengisian lembar isian yang terdiri dari 13 macam pilihan ROTD, data kepatuhan didapat dari pengisian kuesioner MMAS-8 kepada pasien penderita Tuberculosis paru di Puskesmas Bumiayu Tahun 2021 dengan nomor ethical clearance B. 1525/800.2/III/2021. Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 47 pasien, dan diperoleh sampel sebanyak 47 pasien yang memeuhi kriteria inklusi yang meliputi Pasien Tuberculosis paru kategori 1 yang telah melakukan pengobatan selama 1 tahun, Pasien Tuberculosis paru yang terdaftar di puskesmas tempat penelitian dan Pasien Tuberculosis yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
Hasil : Hasil analisis SPSS antara reaksi obat yang tidak dikehendaki terhadap kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis paru didapatkan nilai hasil uji persamaan regresi lnier menunjukan hasil signifikasi 0.053 > 0,05 maka Ho diterima yang artinya Reaksi obat yang tidak dikehendaki tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pasien penderita Tuberculosis paru di puskesmas bumiayu.
Kesimpulan : Jenis ROTD yang banyak dirasakan oleh pasien penderita Tuberculosis Paru pada penelitian ini adalah gangguan gastrointestinal (29.1%), nyeri kepala (26.5%), badan terasa lemah 12.6%, Tidak nafsu makan (11.3%), Kemerahan pada air seni (10.6%). Ttingkat kepatuhan pasien Tuberculosis paru terdapat 2 orang (4,3%) yang termasuk kategori tidak patuh dan terdapat 45 orang (95,7%) yang termasuk kategori patuh. Tidak terdapat Reaksi obat yang tidak dikehendaki terhadap kepatuhan pasien penderita Tuberculosis paru di puskesmas bumiayu dengan nilai value 0,053
Kata kunci: Tuberculosis Paru, ROTD, Kepatuhan
References
Dewi, Lukman, H., & Sismindan. (2019). Gambaran Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki pada Pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kabupaten “X†Yogyakarta dan Hubungannya dengan Kepatuhan Minum Obat. Majalah Farmasetika., 4(Suppl 1), 132–136. https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v4i0.25870
Dinkes Jateng. (2019). Profil Kesehatan Prov. Jateng Tahun 2019. Profil Kesehatan Jateng, 3511351(24), 273–275.
Efmaralda, V. S. (2016). Pengaruh Drug Related Problem Terhadap Outcomes Klinik Pasien Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RS X di Tangerang Selatan Periode Juli 2014 – Juni 2015. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemenkes RI. (2019a). Data dan informasi profil kesehatan indonesia 2019. Jakarta.
Kemenkes RI. (2019b). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).
Machali, I. (2016). Statistik itu mudah , Menggunakan SPSS Sebagai Alat Bantu Statistik (Z. Arifin (ed.); Issue October). Lembaga Ladang Kata Kampung Basen 388 A Kotagede Yogyakarta.
Masturoh, I., & T, N. A. (2018). metodologi penelitian kesehatan (R. Y. Priyati (ed.); pertama). Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Nurhikma, E., Karmilah, & Fakhruraz, M. (2018). Efek samping obat antituberculosis (OAT) dan penanganannya pada pasien tuberculosis di puskesmas perumnas kota kendari. 4(1), 67–73.
Pameswari, P., Halim, A., & Yustika, L. (2016). The Level of Compliance of Tuberculosis Patients at Mayjen H. A Thalib Kerinci Hospital. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 116–121. http://jsfkonline.org/index.php/jsfk/article/view/60
Putra, S. P. (2018). Pengaruh antara reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) terhadap kepatuhan pasien penderita tuberkulosis di puskesmas kabupaten x diy tahun 2017. In Fakultas Farmasi Setia Budi Surakarta.
Sarah, U., Ristiono Hendy, & A, P. D. (2017). Pengetahuan Dan Persepsi Apoteker Terhadap Sistem Pelporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Di Apotek Wilayah Yogyakarta. 3(2), 150–157.
Sari, I. D., Yuniar, Y., & Syaripuddin, M. (2011). Studi Monitoring Efek Samping Obat Antituberkulosis Fdc Kategori 1 Monitoring Study on the Side Effects of Tb Drugs Therapy Fdc Category 1 in. Kemenkes RI, 24(1), 28–35.
Sutrisno, N. Y., Andrajati, R., & Hening, N. (2014). Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki pada Pasien Tuberkulosis Paru Rawat Jalan di RSUD Kota Depok Periode Desember 2013 – April 2014. Ff Ui, April.
Syilfi, Dwi Ispriyanti, D. S. (2012). Analisis Regresi Linier Piecewise Dua Segmen. 1.