HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIDIABETES ORAL TERHADAP NILAI HBA1C PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI INSTALASI RAWAT JALAN RSU MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU TAHUN 2022
Abstrak
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis kompleks yang ditandai dengan hiperglikemia. International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa pada tahun 2015 terdapat 415 juta orang dewasa yang menderita diabetes dan terjadi peningkatan empat kali lipat dari 108 juta pada tahun 1980-an. Pada tahun 2040 diprediksi jumlahnya akan meningkat menjadi 642 juta jiwa (Kemenkes RI, 2018). Kepatuhan dalam minum obat diperlukan untuk menunjang keberhasilan terapi pasien dan memastikan kadar glukosa darah stabil terkendali sehingga dapat mencapai target keberhasilan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Pengukuran nilai HbA1c merupakan indeks kepatuhan pasien DM yang paling efektif. Kadar HbA1c >6,5% menunjukkan tingkat kepatuhan penderita DM dalam mengontrol kadar gula darah dinilai kurang baik (Puspitasari, 2012). Berdasarkan informasi dari petugas kesehatan, pasien diabetes melitus yang datang ke rumah sakit dalam keadaan sakit tetapi tidak mengetahui tentang kepatuhan terapi obat merupakan masalah yang sangat mempengaruhi kejadian pasien, sehingga perlu diteliti hubungan antara kepatuhan. untuk minum obat antidiabetes oral dengan nilai HbA1c pada pasien diabetes. melitus tipe 2 di RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu pada bulan April-Mei 2022. Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani perawatan di instalasi rawat jalan RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu sebanyak 88 pasien. Kriteria inklusi penelitian adalah, usia pasien >20 tahun, pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani rawat jalan di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu, pasien yang mendapatkan antidiabetes oral dengan/tanpa insulin minimal enam bulan sebelum pengukuran kepatuhan, dilakukan pemeriksaan HbA1c. Kriteria eksklusi penelitian adalah pasien yang tidak terlibat dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian menggunakan kuesioner MARS-5 dan hasil pemeriksaan laboratorium. Penelitian ini menunjukkan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 40,5% dan kepatuhan tinggi sebanyak 59,5%. Pasien dengan hasil HbA1c tertinggi berada pada kategori target tidak tercapai sebanyak 57,1% dengan p value 0,006 yang artinya ada hubungan antara kepatuhan minum obat antidiabetes dengan nilai HbA1c pada pasien DM Tipe 2 di RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu, sehingga pasien lebih patuh minum. obat, semakin kecil nilai HbA1c.
Kata kunci : Diabetes Mellitus Tipe 2, Kepatuhan Obat, MARS-5, HbA1c